987 Penderita ODGJ di Kota Tasik, Pendampingan Keluarga Jadi Penentu

Mereka yang dibawa pada kegiatan ini perkembangan kesehatan jiwanya sudah lebih baik, sudah bisa berkomunikasi.

Oct 10, 2022 - 20:49
Oct 10, 2022 - 20:52
987 Penderita ODGJ di Kota Tasik, Pendampingan Keluarga Jadi Penentu

KOTA TASIK, INILAHTASIK.COM | Dalam rangka memperingati hari Kesehatan Jiwa Sedunia tahun 2022, Puskesmas Kawalu menggelar kegiatan pendampingan dan Psiko edukasi bagi pasien dan kelurga penderita ODGJ, bertempat di Situ Gede, Senin 10 Oktober 2022.

Plt Kepala Puskesmas Kawalu, Jamaludin mengatakan, di wilayah kerja Puskesmas Kawalu ada sekitar 80 penderita ODGJ yang saat ini berada dalam pendampingan pihak puskesmas. Tapi yang hadir pada kegiatan kali ini hanya empat puluh orang saja, dan mereka didampingi oleh keluarganya. 

"Mereka yang dibawa pada kegiatan ini perkembangan kesehatan jiwanya sudah lebih baik, sudah bisa berkomunikasi," kata Jamal.

Dan untuk bisa menghadirkan mereka kesini, kata Jamal, sangat susah, karena dibenak mereka ketika dibawa oleh kami, seolah mereka itu takut dibuang atau dikemanakan. Makanya perlu didampingi keluarga.

"Penderita ODGJ yang kondisi kesehatan jiwanya sudah lebih baik, kita beri pelatihan, bahkan ada yang sudah bekerja juga," terang Jamal.

Sementara itu, Sub Koordinator P2PTM pada Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Ruj'atun Ulfah SKM menambahkan, yang namanya ODGJ, sembuh itu bukan berarti tidak minum obat. Sembuh itu bahwa dia sudah sadar perlunya meminum obat.

"Jadi yang dikatakan sembuh itu tidak berhenti minum obat. Makanya perlu adanya pendampingan dari keluarga. Dan tidak ada limit waktu bagi penderita ODGJ untuk minum obat, artinya seumur hidup," jelasnya.

Tiap bulan mereka harus kontrol dan konsultasi ke Puskesmas. "Jadi apakah obat itu berlanjut, berkurang atau lebih. Karena kalau dia putus obat, bisa kembali ke kondisi awal," tambahnya.

Menurutnya, penderita ODGJ untuk bisa pulih itu sekitar satu hingga tiga tahun. Jadi bukan perkara mudah untuk mengobati penderita ODGJ. Berdasarkan data yang ada, penderita ODGJ di Kota Tasik berjumlah sekitar 987 orang.

Sejauh ini kendala dalam penanganan ODGJ adalah kurangnya pendampingan dari keluarga. Ada yang mengakui, ada juga yang tidak mengakui karena malu punya anak atau keluarga yang menderita ODGJ.

"Pokoknya yang utama itu pendampingan keluarga. Ketika keluarga tidak mengakui, lingkungan sudah merasa jengah karena kerap berbuat onar, tak sedikit penderita ODGJ yang diusir dari lingkungannya," tegas Ruj'atun.

Pihaknya berharap, di hari Kesehatan Jiwa Sedunia ini, seperti tema nya, Pulih Mandiri dan Produktif, pendampingan dari keluarga jangan putus, lintas sektoral turut membantu, karena penanganan ODGJ tidak hanya menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan atau puskesmas, melainkan tanggungjawab bersama.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow