INILAHTASIK.COM | Melihat luasnya potensi lahan pertanian yang ada di Kabupaten Tasikmalaya membuat Bank Indonesia Perwakilan Tasikmalaya mengembangkan terobosan baru di sektor komoditi pangan dengan pengembangan Budidaya Padi organik.
”Lahan pertaniannya masih sangat luas. Ada sekitar 51.297 hektar. Kalau kita maksimalkan, mampu mendongkrak pendapatan ekonomi petani sehingga hidupnya sejahtera,” ungkap Kepala KPw Bank Indonesia Tasikmalaya, Heru Saptaji, saat meresmikan panen perdana Demplot Klaster Padi Organik, di Dusun. Cijoho, Desa Sundakerta Keamatan Sukahening Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (06/12/2018) kemarin.
Dia mengatakan, dari luas lahan pertanian yang ada baru 16 persen lahan pertanian dengan menerapkan metode Padi organik, sehingga menjadi peluang bagi para petani di Kab. Tasik untuk beralih ke pola pertanian sistem padi organic. ”Pola tanam padi organik lebih menguntungkan dan maksimal. Misal, konvensional perhektarnya hanya mampu menghasilkan produksi 5 atau 6 ton, dengan pola padi organik bisa mencapai 12,5 ton dalam sekali panen,” jelasnya.
Untuk itu, lanjut Heru, pihaknya siap dan terus melakukan pendampingan bagi petani dengan memberikan pengetahuan dan ilmu bercocok tanam budidaya padi organic agar diminati para petani. ”Kita lakukan program pelatihan teknik budidaya padi organik secara teori dan praktek on farm serta pelatihan penguatan kelompok dan pendampingan fungsi-fungsi di struktur Gapoktan agar mampu membuat pola tanam yang benar seperti cuaca, rotasi tanaman dan siklus tanam,” ujarnya.
Pihaknya menginginkan, masyarakat terjun menjadi petani karena sektor pertanian saat ini sudah menjadi bidang usaha yang seksi dan menguntungkan dalam kehidupan. ”Seluruh Gapoktan termasuk generasi muda, mari kita tekuni bidang pertanian karena sektor ini sangat produktif yang dapat dijadikan pegangan hidup,” pungkas Heru. (Sd)
BACA JUGA: BI Kembangkan Budidaya Padi Organik
Discussion about this post