Dan Terjadi Lagi, Kisah Puluhan Korban Investasi Lapor Polisi

Polisi masih meminta para korban untuk melengkapi bukti bukti yang diperlukan.

Nov 11, 2022 - 16:03
Nov 11, 2022 - 16:03
Dan Terjadi Lagi, Kisah Puluhan Korban Investasi Lapor Polisi

KAB. TASIK, INILAHTASIK.COM | Ratusan orang di Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya diduga jadi korban penipuan investasi. Sebanyak 50 orang korban mendatangi Polsek Karangnunggal dan Polres Tasikmalaya untuk mengadukan kasus yang dialami mereka mulai Selasa (08/11) hingga Kamis 10 November 2022.

Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya, AKP Ari Rinaldo membenarkan adanya kejadian tersebut, pihaknya masih meminta para korban untuk melengkapi bukti bukti yang diperlukan.

"Jadi sejak hari Selasa ada yang datang ke kami 30 sampai 50 orang ngadu soal investasi. Kami masih dalami itu. Memang ada yang setor 10 Juta hingga 20 Juta," kata Ari, di kantornya, Kamis 10 November 2022.

Salah satu korban, Asep, mengaku rugi uang delapan juta rupiah. Modusnya, investasi ini menghimpun dana dari para korban dengan memanfaatkan aplikasi online. Para korban dijanjikan keuntungan dari pinjaman ini.

Penyelenggara membagikan link pembelanjaan Online melalui aplikasi Shopee dan Buka Lapak dengan gunakan metode pembayaran Shopee Pay Letter, Shopee pinjam dan Aku Laku.

Identitas korban digunakan untuk meminjam uang secara online melalui metode shopee pay, shopee pinjam dan Aku laku. Namun, uangnya diambil penyelenggara tidak diberikan pada member. Alhasil, para korban harus menanggung cicilan ke aplikasi Shopee dan Aku Laku atas pinjaman uang yang dicairkan penyelenggara.

"Kalau saya ada delapan jutaan jadi punya utang ke shopee dan aku laku. Saya ditagih terus. Awal awal sih lancar ngasih uang dari yang dipinjam. Saya setor sebulannya Rp 2 juta lebih. Tapi kesini mah jadi gak ada. Bagi hasilnya saya dapat Rp 150 ribu, ada juga yang 200 ribu," kata dia, saat dihubungi, Kamis 10 November 2022.

Setelah masuk limited pinjaman di aplikasi, penyelenggara akhirnya langsung melakukan investasi bersifat cash. Para korban menyetor uang antara puluhan hingga 200 juta rupiah untuk investasi tas bermerek. Lagi lagi korban dijanjikan bagi hasil dari penjualan tas seharaga Rp 200 ribu dengan keuntungan Rp 80 ribu per satu tas yang laku.

"Habis limited mah ada juga yang investasi langsung uang cash. Dijanjikan keuntungan lagi dari jualan tas. Kalau dengar dengar sih sekitar 10 Miliaran kerugian seluruh korban," tambah Asep.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow