Film "Arul Hadiah Terbaik" Edukasi Penanganan Hukum Terhadap Anak

Film itu rencananya akan di putar dalam waktu dekat. Uniknya, pemeran utama dan pendukung dalam film ini melibatkan sosok Arul. 

Mar 31, 2022 - 23:22
Apr 1, 2022 - 02:38
Film "Arul Hadiah Terbaik" Edukasi Penanganan Hukum Terhadap Anak

KOTA TASIK, INILAHTASIK.COM | Masih ingat dengan sosok Arul Miftahul Huda. Anak berhadapan hukum yang kemudian betah tinggal di Polres Tasikmalaya, hingga akhirnya diangkat jadi anak asuh Polisi. Kisah nyata Arul kemudian diangkat dalam Film Pendek besutan sutradara dan budayawan lokal.

Film berjudul "Arul Hadiah Terbaik" rencananya akan di putar dalam waktu dekat. Uniknya, pemeran utama dan pendukung dalam film ini melibatkan sosok Arul. 

Polisi dan beberapa pihak juga diperankan pemain aslinya. Kapolres Tasikmalaya, AKBP Rimsyahtono, Ketua KPAID Ato Rinanto, Kanit PPA Satreskrim Polres Tasikmalaya, Aipda Josner serta Kasat Reskrim berperan langsung. Hanya saja ibu kandung Arul diperankan berbeda oleh pemeran lain.

"Ini adalah kisah nyata dari sosok Arul yang sempat berhadapan dengan hukum. Kami mengemas film Arul Hadiah Terbaik ini berdasarkan kisah nyata arul. Seru pokoknya. Kita coba gambarkan dari mulai Arul dituduh mencuri sampai ia diangkat jadi anak asuh dan dia bercita cita ingin jadi polisi," tutur Tatang Fahat, Sutradara Film disela launching Triler Film Arul Hadiah Terbaik disalah satu cafe kawasan Simpang Lima, Rabu malam 30 Maret 2022.

Film pendek ini diharapkan menjadi media edukasi untuk masyarakat secara luas terkait penanganan anak yang berhadapan dengan hukum. Dalam penanganan kasus yang pelakunya anak anak, proses penyelesaian kedepankan diluar hukum.

"Ini film diharapkan jadi edukasi buat semua pihak, bagaimana penanganan hukum untuk anak berhadapan dengan hukum. Kedepankan upaya diluar hukum dan masyarakat jangan sekali kali berbuat main hakim sendiri. Arul ini sampai betah di kantor kami berbulan bulan dan kami angkat jadi anak asuh. Dia merasa betah karena anggota memperlakukannya layak sebagai saudara. Efek lainya, Arul bercita cita ingin jadi seorang Polisi," ungkap AKBP Rimsyahtono, Kapolres Tasikmalaya ditemui di lokasi yang sama.

Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto mengatakan, kisah nyata Arul Miftahul Huda ini akan memberikan gambaran tidak hanya penanganan kasus hukum terhadap anak, tetapi juga solusi jangka panjang bagi anak berhadapan dengan hukum. Catatan KPAID terdapat 30 lebih anak yang berhadapan hukum di Polres Tasikmalaya yang akhirnya betah tinggal di kantor Polisi. ungkapnya.

"Jadi kisah arul ini hanya mewakili saja, sebetulnya catatan kami di Unit PPA Satreskrim Polres Tasikmalaya banyak anak yang berhadapan dengan hukum betah menetap berbulan bulan. Totalnya ada lah 30 an anak," tambahnya.

Tentu ini, kata Ato, sedikit banyak mengubah citra kepolisian yang dianggap tegas, galak, bahkan cenderung menakutkan, dipatahkan oleh fakta banyak anak yang betah tinggal di kantor polisi, dipatahkan oleh kisah arul ini. 

Ia menambahkan, film Arul nantinya akan kami jadikan ajang sosialisasi di sekolah sekolah terkait penanganan kasus hukum terhadap anak dan agar ada edukasi juga buat anak anak jangan pernah bermain main dengan tindakan yang tidak baik.

Arul Miftahul Huda terpaksa diantarkan ke kantor polisi oleh warga di kampung halamannya karena dituduh mencuri uang. Warga yang geram kerap kehilangan barang akhirnya menolak Arul kembali ke kampungnya.

"Saya bersyukur karena kejadian lalu itu mengantarkan saya diangkat jadi anak asuh polisi, bahkan sampai dibuat Film nya. Terkenal saya. Hehehe. Saya disekolahkan pak Kapolres. Saya mau jadi Polisi biar bantu anak anak yang punya masalah kaya saya," ucap Arul saat launching film yang mengisahkan dirinya.

Meski proses hukum berakhir Islah, warga meminta agar Arul tidak kembali ke rumah orang tuanya. Arul akhirnya menetap di selter khusus anak Unit Perlindungan Perempuan dan Anak, Satreskrim Polres Tasikmalaya. Bukan sehari dua hari, Arul tinggal di kantor polisi hingga berbulan bulan lamanya.

Kesehariannya ia habiskan dengan anggota polisi yang bertugas, mulai olah raga, makan, dan lainnya. Hampir setiap pagi dan sore, anak yang bercita cita jadi polisi ini ikut apel bersama anggota polisi. Bahkan, beberapa kali Arul didaulat jadi ajudan kapolres yang menjadi Inspektur upacara.

Baginya, menetap di kantor polisi lebih baik dibanding tinggal di kampung halamannya. Kantor polisi sangat ramah bagi kesehariannya. Ia mendapat kasih sayang, perlindungan serta perhatian dari anggota selayaknya anak usia sekolah. Terlebih orang tuanya mengizinkan Arul dibimbing petugas kepolisian.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow