INILAHTASIK.COM | Meski sudah ada penambahan stok oleh Pertamina, Gas Elpiji 3 Kg masih susah dicari, dan harganya pun cukup tinggi. Itu terjadi di beberapa wilayah di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya
Menyikapi hal tersebut, Dewan Pembina Forum Transportasi Massal (Fortal), Ir. H. Nanang Nurjamil mengatakan, semua pihak terkait mulai dari DPRD, Dinas Koperasi, UMK dan Perindag, Polres Kota Tasikmalaya, Pertamina dan Hiswanamigas harus segera melakukan cek lapangan, terkait kelangkaan dan mahalnya gas subsidi itu.
Sampai hari ini, kata Nanang, masih banyak keluhan masyarakat terkait kelangkaan dan mahalnya harga gas 3 Kg. Ia juga membeberkan, pihak pertamina per tanggal 11 dan 16 Februari telah menambah kuota stok (extra dropping) sebanyak 35.840 tabung dari kebutuhan rata-rata sekitar 27.000 tabung per hari di Kota Tasikmalaya.
“Ada hal yang harus dilakukan investigasi, kemana gas elpiji 3 Kg subsidi?. Kenapa saat ini masih langka dan harganya jauh di atas HET?. Padahal sesuai Perwalkot SK tentang HET: SK NO.542/kep.348-EK/2014 harga eceran tertinggi (HET) adalah Rp 16.000 per tabung.” Ungkapnya, Rabu (17/02/2021).
Ia menyebut, penyaluran gas elpiji 3 Kg Subsidi ini tepat sasaran, tidak seharusnya terjadi kelangkaan. Sesuai Perpres No. 104 Tahun 2007 tentang Penyedian, Pendistribusian, dan Penetapan harga Liquefied Petroleum gas tabung 3 Kg bahwa penyediaan dan pendistribusiannya diperuntukkan hanya bagi rumah tangga dan usaha mikro.
Baca: Dua Hari Tak Terlihat, Karyawati Garmen Ditemukan Meninggal
“Ada dugaan di lapangan gas subsidi itu digunakan juga oleh perusahan-perusahaan konveksi, restoran, rumah makan dan perkantoran, yang sebetulnya tidak dibenarkan menggunakannya, apalagi dalam jumlah besar,” ujar Nanang.
Sehingga, tutur ia, mengakibatkan masyarakat dan para pedagang kecil menjadi tidak kebagian lantaran stoknya habis diborong oleh pihak yang tidak dibenarkan menggunakan gas elpiji 3 Kg subsidi.
“Hal seperti itulah yang mestinya dilakukan investigasi dan penertiban di lapangan oleh pemerintah dan aparat kepolisian bersama Pertamina sebagai operator juga Hiswana Migas sebagai organisasi para pengusaha gas elpiji,” tegasnya.
Dikatakannya, pemerintah juga wajib menindak tegas para oknum yang bermain sesuai dengan peraturan yang berlaku. “InsyaAllah hari ini saya akan berkoordinasi kembali dengan pemerintah dan Polres serta Pertamina dan Hiswana Migas sebagai tindaklanjut dari audiensi kemarin di DPRD,” tandasnya. (IR)
Discussion about this post