Hj. Neng Madinah Ruhiyat: Cabut HET Migor Apakah Jadi Solusi?

Sejumlah gerai retail modern kini juga mengumumkan akan menyesuaikan harga minyak goreng kemasan dan kenaikan rata-rata sebesar Rp.10 ribu, menjadi sekitar Rp.24 ribu per liter.

Mar 18, 2022 - 04:19
Mar 18, 2022 - 16:20
Hj. Neng Madinah Ruhiyat: Cabut HET Migor Apakah Jadi Solusi?

KAB.TASIK, INILAHTASIK.COM | Kebijakan baru harga minyak goreng diumumkan Menko Perekonomian Airlaga Hartanto. Ia mengumumkan bahwa harga minyak goreng kemasan akan dilepas ke mekanisme pasar alias dijual sesuai dengan harga ke-ekonomian.

Artinya, komoditas rumah tangga itu tak lagi terpatok pada harga eceran tertinggi (HET). Padahal pada 1 Februari lalu pemerintah memasang HET sesusai Permendag Nomor 6 Tahun 2022.

Sejumlah gerai retail modern kini juga mengumumkan akan menyesuaikan harga minyak goreng kemasan dan kenaikan rata-rata sebesar Rp.10 ribu, menjadi sekitar Rp.24 ribu per liter.

Sejak awal tahun, pemerintah terus mengotak-atik aturan minyak goreng demi stabilias, regulator sempat menetapkan kebijakan minyak goreng satu harga, skema subsidi serta ketentuan wajib pasok dalam negeri untuk eskportir dengan harga yang ditetapkan.

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Gerindra Persatuan, Hj. Neng Madinah Ruhiyat`mengatakan bahwa skema subsidi sudah dilakukan dengan 3 juta liter, namun hal itu tidak menjadi solusi karena konsumi yang tidak sesuai dengan pasokan.

Bunda menjelaskan, meski harga diturunkan, masalah minyak goreng justru ada pada kesedian stoknya. Penetapan HET pada Februari lalu itu pun masih disertai dengan kelangkaan minyak goreng kemasan di berbagai daerah. Lantas apakah kenaikan harga ini menjamin ketersediaan pasokan?

"Setelah subsidi tak jadi solusi, pemerintah akhirnya melepas harga minyak goreng kemasan mengikuti mekanisme pasar dan ketentuan ini diikuti penerapan HET baru untuk minyak goreng curah," ungkap Bunda saat ditemui Kamis 17 Maret 2022.

Harga minyak goreng kemasan langsung melambung kurang dari 24 jam setelah kebijakan HET itu dicabut. Menurut Bunda, tambal sulam kebijakan ini tidak serta-merta menjamin ketersedian pasokan minyak goreng.

"Katanya produsen minyak goreng mengalami kerugian karena harus menjual sesuai HET. Sekarang aturan HET itu sudah dicabut, tapi apakah kebijakan ini bisa menjamin ketersedian pasokan minyak goreng, kita lihat saja apakah ini bisa jadi solusi?" pungkasnya.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow