Kisruh Perparkiran RS Jantung Tasikmalaya Berlanjut ke Aksi Pemasangan Spanduk

Persoalan muncul dipicu lantaran pihak RS Jantung Tasikmalaya diduga tidak memenuhi janji atau komitmen yang telah dibangun dari awal dengan warga.

Dec 7, 2022 - 16:27
Dec 7, 2022 - 16:36
Kisruh Perparkiran RS Jantung Tasikmalaya Berlanjut ke Aksi Pemasangan Spanduk
Spanduk penolakan dari warga tampak terpasang di depan pintu gerbang RS Jantung Tasikmalaya pada Senin 05 Desember 2022 malam.

KOTA TASIK, INILAHTASIK.COM | Buntut kisruh perparkiran di RS Jantung Tasikmalaya yang terletak di wilayah kelurahan Sukamanah, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya terus berlanjut. Warga yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Kalangsari Bersatu melakukan aksi protes dengan memasang spanduk tepat di depan pintu gerbang rumah sakit tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, persoalan yang muncul dipicu lantaran pihak RS Jantung Tasikmalaya diduga tidak memenuhi janji atau komitmen yang telah dibangun dari awal dengan warga, dimana pihak RS sudah sepakat akan mengakomodir dan menunjuk pengelola parkir oleh perusahaan yang telah disetujui dan didukung warga, namun faktanya malah menunjuk perusahaan lain.

Sontak, hal itu menuai kekecewaan warga sehingga aksi protes pun dilakukan salah satunya dengan pemasangan spanduk yang bertuliskan 'Kami warga Kalangsari 4 RW dan 4 Karang Karuna menolak keras pengelolaan parkir di Rumah Sakit Jantung Tasikmalaya dikelola oleh PT yang tidak didukung oleh warga'.

Ketua Karang Taruna RW 02, Andri, memaparkan bahwa dari awal pihak RS Jantung Tasikmalaya memberikan keleluasaan kepada karang taruna dan warga untuk merekomendasi perusahaan yang akan mengelola parkir di rumah sakit tersebut. Seiring berjalannya waktu, lanjut Andri, komitmen yang telah dibangun tidak direalisasikan lantaran pihak RS dengan diam-diam sudah menunjuk perusahaan yang tidak disetujui warga sebagai pemenangnya.

"Kami kecewa karena lelang pengelolaan parkir dimenangkan oleh perusahan yang tidak datang kepada warga. Sebetulnya kami sudah melakukan audensi sekitar dua minggu lalu, namun tidak ada hasil, tidak ada Kesepakatan dan akhirnya kami melakukan aksi protes dengan memasang spanduk," ucap Andri.

Andri mengungkapkan, komitmen RS Jantung Tasikmalaya kepada warga semula sangat menginginkan perusahaan peserta lelang harus ada dukungan dari warga, namun nyatanya komitmen tersebut tidak diindahkan.

"Kami tidak meminta dan tidak menginginkan apa-apa dari perusahaan yang sudah direkomendasikan warga. Kami hanya menilai perusahaan yang kami dukung itu sebelumnya sudah datang ke warga dengan ramah dan sopan serta penuh etika. Kemudian, meminta persetujuan dari warga untuk menjadi pengelola parkir dengan niat bakal menyerap tenaga lokal dan siap memberikan sumbangsihnya untuk membantu kepentingan masyarakat sekitar," terangnya.

Baca Juga: Kisruh Soal Pengelolaan Perparkiran, Inilah Jawaban RSJ Tasikmalaya

Andri pun mengklarifikasi pernyataan dari pihak RS dalam pemberitaan sebelumnya yang menyatakan bahwa ada pihak lain yang memancing di air keruh.

"Jika pernyataan itu tujuannya ke kami, justru kami lah yang mempertanyakan siapa sebetulnya yang memancing di air keruh dan membuat keadaan menjadi kisruh. Intinya, jika komitmen awal dijalankan tentunya tidak akan terjadi gejolak seperti hari ini, itu saja," tegasnya.

Sementara itu, saat akan dimintai tanggapan seputar adanya aksi pemasangan spanduk penolakan dari warga, Rabu 07 Desember 2022 siang, pihak manajemen RS Jantung Tasikmalaya yang disampaikan oleh petugas keamanan atau security menyatakan belum bersedia diwawancarai media mengingat banyaknya schedule yang harus dikerjakan.

Namun, pada pemberitaan sebelumnya, melalui sambungan telepon, Direktur Pengembangan, Denny, menjelaskan dari jauh-jauh hari sebelum proyek pembangunan rumah sakit dilaksanakan, pihak RS sudah melakukan pendekatan dan membantu masyarakat dengan pembangunan infrastruktur maupun non infratsruktur bagi warga setempat.

Bahkan, kata Denny, pihaknya juga sudah menyerap sumberdaya manusia (SDM) yang kompeten untuk dipekerjakan di rumah sakit tersebut.

"Tentu saja Community Environmental Needs (Kebutuhan Masyarakat) adalah hal yang utama bagi kami dan itu sudah kami lakukan, dari mulai pembangunan madrasah, pengelolaan air bersih hingga penyerapan SDM sudah kita lakukan sejak awal," tegas Denny.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow