Ngaos Art Gelar “Orkes Dangdut”, Pentas Donasi untuk Seniman yang Sedang Sakit

Orkes Dangdut Lanjong “Nuning Bacok” bakal kembali digelar di Studio Ngaos Art pada tanggal 05 Maret 2022.

Feb 28, 2022 - 22:46
Ngaos Art Gelar “Orkes Dangdut”, Pentas Donasi untuk Seniman yang Sedang Sakit

KOTA TASIK, INILAHTASIK.COM | Hujan yang mengguyur Kota Tasikmalaya sejak sore hari tak menyurutkan niat sekitar dua puluhan penonton untuk menyaksikan Orkes Dangdut Lanjong “Nuning Bacok” pada Sabtu 26 Februari 2022, di Studio Ngaos Art, Cigeureung, Kota Tasikmalaya.

Kendati agak molor beberapa menit dari jadwal semula, pertunjukan yang dimainkan Qeis Surya Sangkala dan Rika Mustika ikok yang itu tergelar dengan sambutan yang hangat dari penonton. Dengan MC Kachfi diiringi pemusik (Alfin, Kahfi, Ikhsan Kumis, Guntur, Idan, Helboy Pagoda) seperti Orkes Dangdut sungguhan, Qeis dan Rika yang memerankan banyak tokoh berhasil “menggoyang” penonton malam itu.

Naskah “Nuning Bacok” ditulis oleh Andy SW dalam bentuk monolog. Namun, di tangan sutradara Ab Asmarandana, monolog tersebut disajikan dengan berbeda. Meski dimainkan dua orang, namun kesan monolog masih dipertahankan karena penonton hanya menyaksikan seorang aktor di panggung.

Di tengah ruangan studio, terbentang “hijab” yang terbuat dari bélé/ébég, anyaman bambu yang biasa digunakan untuk menjemur kerupuk. Di tangan penata artistik Are Pekasih, benda sederhana itu disulap menjadi set pertunjukan yang menimbulkan rasa penasaran penonton.

Penonton diarahkan untuk duduk di salah satu sisi dari sekat tersebut. Mereka yang menonton di sisi kanan tidak bisa melihat jelas permainan aktor di sisi kiri. Demikian sebaliknya. Adegan hanya bisa dinikmati samar dari sela-sela ébég, sementara suaranya terdengar jelas.

Persis seperti orkses dangdut, selain bernyanyi, ada juga adegan Nuning berjoget bersama penonton. Salah seorang penonton malah tampak memberikan saweran menjelang pungkas  pertunjukan.

“Nuning Bacok” mengisahkan luka-liku kehidupan seorang penyanyi dangdut bernama asli Nuning Listianti. Sejak remaja Nuning bercita-cita menjadi penyanyi dangdut. Baginya, dangdut adalah “rahmatan lil ‘alamin”, musik yang melintasi segala hal. Nuning cinta mati pada dangdut. Ayah dan ibunya berharap Nuning “jadi orang”. Tapi, anak tengah mereka ini keukeuh untuk menjadi seorang pedangdut.

Nuning pun menjadi bintang panggung tingkat kecamatan. Karena kemolekan tubuh dan kecantikan wajahnya, banyak lelaki yang jatuh hati. Sebagian dari mereka adalah para fans yang kadang kala bertindak di luar batas manakala menonton Nuning bernyanyi.

Adalah Kang Wawan, lelaki yang selalu siap sedia melindunginya dari godaan lelaki tak tahu adab. Cinta bersemi di antara mereka dan mereka memutuskan menikah. Sayang, lelaki yang dulu dipuja-pujanya itu ternyata tak sehebat yang diidamkan. Kang Wawan payah tanggung jawab sebagai suami. Angannya tinggi, tapi langkahnya tidak pernah realistis. Tiap kali berusaha bisnis, ia selalu gagal dan malah melahirkan hutang. Mereka akhirnya berpisah dan Nuning memutuskan terus melakoni dangdut sambil menjadi orang tua “semi singel parent” untuk dua buah hatinya.

Pentas Donasi

Orkes Dangdut Lanjong “Nuning Bacok” diniatkan sebagai pentas donasi. Hasil penjualan tiket telah didonasikan kepada Wawan Orlet, seniman teater Kota Tasikmalaya yang tengah terbaring sakit akibat gangguan jantung. Wawan dikenal sebagai pegiat Teater Oxygen, mantan pengurus Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya (DKKT), aktor, dan pembaca puisi. Ia telah berkiprah di dunia teater sejak tahun 90-an ketika bergabung dengan Teater Ambang Wuruk, Tasikmalaya.

Ab Asmarandana mengatakan akan kembali mementaskan pertunjukan “Nuning Bacok” pada Sabtu, 5 Maret 2022 di Studio Ngaos Art dengan beberapa perubahan dan kebaruan.

“Jika Tuhan berkenan, kami akan pentas lagi Minggu depan (05/03/2022). Masih buat Kang Wawan. Semoga lekas sembuh, lekas kembali ke panggung agar panggung teater Tasikmalaya tidak sepi,” ungkapnya.

Sementara itu, pimpinan produksi “Nuning Bacok”, Rizal Jaelani, menyebut bahwa kemungkinan akan ada perubahan mekanisme donasi untuk pentas yang akan datang.

“Setelah kami evaluasi, ada masukan dari rekan-rekan tentang tiket. Gimana kalau ada yang ingin  nyumbang lebih dari harga tiket? Masa orang mau shodaqoh kita batasi. Ya, mungkin nanti kami sediakan semacam kencleng. Jadi orang bisa berdonasi sesuai kemampuan dan keikhlasannya. Yang nyawer ke Nuning juga uangnya kita donasikan,” terangnya.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow