INILAHTASIK.COM | Setiap orang pasti pernah makan kerupuk bawang. Selain karena harganya yang sangat terjangkau, rasanyapun renyah, gurih dan lezat. Seolah ikut menambah rasa dari sajian makanan yang dihidangkan.
Namun, siapa sangka, omzet dari penjualan usaha kerupuk bawang ternyata memang serenyah rasanya. Apip Udin (36), salah seorang pengusaha kerupuk bawang di Singaparna, mengakui hal itu.
Katanya, ada rupiah yang tak sedikit dibalik gurihnya rasa kerupuk bawang. Apip mengaku, dengan bermodal sebuah pabrik kerupuk bawang di kampung Tarikolot, Desa Sukaherang, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, dalam sebulan penghasilanya bisa mencapai ratusan juta rupiah.
“Tapi itu berbicara kotor, bersihnya nggak segitu, masih di angka puluhan mendekati ratusanlah, hehe,” katanya saat ditemui di kediamanya, Sabtu (27/10/2018)
Diakuinya juga bahwa ia sudah menekuni usahanya itu sejak tahun 1992 lalu. Menurutnya, usaha yang dijalankannya sudah dikenal baik dari dalam maupun luar daerah. Pasalnya, para pelanggan kerupuk bawang mentah Apip tak hanya berasal dari Kota Tasik saja. “Ada yang dari Garut, Ciamis, Banjar, tapi kebanyakan dari Tasik dan Garut,” jelasnya.
Apip menyebut, untuk membuat sebuah usaha kerupuk bawang harus punya modal yang cukup besar. karena, mesin-mesin pencetak kerupuk harganya bukan main. Untuk mesin pencetak kerupuk berkapasitas 50 kilogram saja mencapai kurang lebih 30 sampai 35 juta rupiah. Belum lagi pembuatan oven dan tempat pengukusan. Estimasi modal yang diperlukan sekitar lima puluh juta rupiah.
“Bisa saja kita mencetak dengan tenaga manual, tetapi produksinya nggak akan secepat pakai mesin. Selain itu biaya produksi juga pasti meningkat kalau pakai manual,” beber Apip. Untuk bisa membuat kerupuk mentah sebanyak dua kwintal sehari, ia harus mengerahkan kekuatan mesin dan tenaga manual.
Namun, kendati modal awal yang cukup besar, katanya, sebanding dengan omzet yang kelak didapatkan. “Alhamdulillah, banyak yang percaya. Kebanyakan sih distributor yang datang ke sini,” tandasnya. (Sep)
Discussion about this post