Tindaklanjut PBL, Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Unsil Buat Inovasi Program

Feb 3, 2023 - 22:17
Feb 3, 2023 - 22:17
Tindaklanjut PBL, Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Unsil Buat Inovasi Program

KOTA TASIK, INILAHTASIK.COM | Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi menyampaikan paparan program hasil identifikasi masalah dari kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) yang dijalani mahasiswa selama satu bulan di Kecamatan/Kota Banjar, beberapa waktu lalu.

Wakil Dekan I Bidang Akademik Kemahasiswaan, Sri Maywati SKM, MMkes menjelaskan, ini hasil dari kegiatan PBL II mahasiswa dari Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi, kelanjutan dari kegiatan PBL I.

Pada kegiatan PBL II ini, mahasiswa diarahkan untuk membuat solusi atau alternatif penyelesaian masalah melalui ragam invonasi yang dibuat oleh mahasiswa dengan didukung oleh aparatur pemerintahan setempat.

"Di PBL ini kita melibatkan tiga kelurahan di Kecamatan Banjar, yakni Kelurahan Situ Batu, Kelurahan Banjar dan Kelurahan Mekarsari," terang Sri, disela kegiatan paparan program mahasiswa peserta PBL II, di aula Falkutas Ilmu Kesehatan Unsil, Jumat 03 Februari 2023.

Ia berharap, kegiatan ini berlanjut tidak hanya pada saat pelaksanaan PBL saja. Pihaknya juga meminta komitmen dari unsur pemerintahan setempat dan masyarakat bahwa kegiatan ini tetap berlanjut, karena kita ingin meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.

"Rencananya kita akan lakukan evaluasi secara berkala hasil dari kegiatan PBL II ini, nantinya dari pihak prodi ataupun falkutas yang turun ke lokasi," kata Sri.

Sementara itu, Mahasiswi S1 Kesehatan Masyarakat, Lusiana Apriliani Utami menuturkan bahwa di Kecamatan Banjar yang paling dominan permasalahan kesehatan masyarakat di wilayah tersebut yakni hipertensi. Diluar dari pada itu, ada juga yang alami rematik, diare dan lainnya. 

Faktor penyebab di masing masing lingkungan berbeda, pun dengan karakteristik masyarakatnya berbeda. Tapi secara keseluruhan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan masih sangat minim.

Disisi lain, kata Lusiana, sumber daya tenaga kesehatan tidak sebanding dengan jumlah penduduk di wilayah tersebut. Penyebaran informasi kesehatan juga belum merata. 

Meski akses ke fasilitas kesehatan sebetulnya cukup terjangkau, hanya saja masih ada masyarakat yang lebih memilih pengobatan alternatif ketimbang memeriksakan kesehatan kepada Nakes.

Mengatasi persoalan tersebut, program yang coba dijalankan adalah mendorong pemberdayaan kader posbindu PTM yang khusus memantau penyakit hipertensi. Kita juga menemukan keberadaan kader kurang begitu aktif dan posbindunya kurang merata.

"Jadi intervensi programnya, kami coba hidupkan kembali, merevitalisasi kembali kegiatan kegiatan yang ada melalui kader posbindu," ucapnya. 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow