Tolak Kenaikan Harga Pertamax, Mahasiswa Tasik Tuntut Pertamina Berhenti Beroperasi

Hal itu sebagai penegasan bahwa Depot Pertamina Tasikmalaya satu suara dengan masyarakat Tasikmalaya menolak kenaikan harga BBM jenis Pertamax.

Apr 7, 2022 - 06:49
Tolak Kenaikan Harga Pertamax, Mahasiswa Tasik Tuntut Pertamina Berhenti Beroperasi

KOTA TASIK, INILAHTASIK.COM I Aksi penolakan kenaikan harga BBM jenis Pertamax terus bergejolak. Di Kota Tasikmalaya, aksi tersebut digelar oleh puluhan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok SEMATA.

Para mahasiswa tersebut menggelar aksi keduanya masih di depan Depot Pertamina Tasikmalaya, Rabu 06 April 2202. Mereka menuntut Depo Pertamina Tasikmalaya mulai menyamakan suara dengan mereka.

Koordinator aksi, Ilham mengatakan, ada beberapa tuntutan dalam aksinya tersebut, seperti diturunkannya harga pertamax, distribusikan kembali pertalite yang mulai langka.

"Seperti sebelumnya, kami menuntut agar pertamina menurunkan harga pertamax dan juga mendistribusikan kembali pertalite yang mulai langka.

Lanjut Ilham, meminta agar Depot Pertamina Tasikmalaya menghentikan sementara operasional untuk pengiriman BBM ke seluruh SPBU di wilayah kerjanya.

Hal itu sebagai penegasan bahwa Depot Pertamina Tasikmalaya satu suara dengan masyarakat Tasikmalaya menolak kenaikan harga BBM jenis Pertamax.

"Kami tetap menuntut Pertamina Tasikmalaya menghentikan sementara operasional pengiriman BBM sampai harga pertamax turun lagi," tegasnya

Sementara itu, Akhmadun, Kepala Depot Pertamina Tasikmalaya, menerima usulan peserta aksi dan langsung menemui peserta di depan gerbang depot pertamina.

Dalam keterangannya, Akhmadun menjelaskan, bahwa Depot Pertamina Tasikmalaya hanya bertugas sebagai penyangga stok BBM atau gudang atau terminal.

Tugas lainnya, yaitu menjaga ketahanan stok alur distribusi di wilayah Priangan Timur jangan sampai ada kekosongan.

Adapun terkait penurunan harga BBM, terang Akhmad, itu merupakan kewenangan pusat. "Depo Pertamina Tasikmalaya hanya sebatas menjaga stok  alur distribusi," ucapnya.

Sementara itu, Section Head Communication & Relations Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Fahrougi Andriani menambahkan, mengenai tuntutan mahasiswa agar Depot Pertamina Tasikmalaya sementara menghentikan operasionalnya, hal itu tidak mungkin dilakukan.

"Sebagai objek vital nasional tidak mungkin berhenti operasi. Sangat berbahaya. Tugas kami menjaga stabilitas dan pemenuhan kebutuhan serta ketahanan stok BBM dan elpiji," ungkapnya.

Lalu ia menjelaskan pengguna Pertamax secara nasional sampai saat ini sekitar 14 persen dari seluruh masyarakat Indonesia. Masyarakat pengguna 80 persen masih banyak menggunakan Pertalite dan solar.

"Sampai hari ini harga Pertalite masih sama Rp7.650 dan Solar Rp5.150. Kedua BBM bersubsidi itu Insya Allah tersedia di berbagai lembaga penyalur di Kota/Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis. Kami jaga suplai tersebut tidak agar terputus bukan hanya di Tasik dan Ciamis. Kita juga sampai ke Majalengka,"  jelasnya.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow