INILAHTASIK.COM | Operasi pasar murah (OPM) yang digelar Pemerintah Kota Tasikmalaya bersama tim Pengendali Inflasi daerah (TPID) beberapa waktu lalu ternyata tidak berdampak terhadap menurunnya harga bahan pokok masyarakat. Selain beras, daging ayam, cabai termasuk telur ayam pun justru terus merangkak naik.
Berdasarkan pantauan dibeberapa pasar tradisional seperti Pasar Induk Cikurubuk, Senin (03/12/2018), harga telur ayam yang sebelumnya berkisar Rp 19 ribu dijual dengan harga mencapai Rp 25 ribu per Kg, dan diperkirakan akan terus naik sampai waktu pergantian tahun 2019 nanti.
Seorang pedagan telur di Pasar Cikurubuk, Adi (28), mengatakan bahwa sejak beberapa hari ini harga telur ayam terus mengalami kenaikan. Menurutnya, kenaikkan harga tersebut disebabkan pembelian dari peternaknya naik.
”Waktu kemarin kita beli harganya masih rendah, namun sekarang jadi Rp 24.500 per Kg. Jadi kita jual Rp 25 ribu per Kg. Mengambil keuntungan hanya Rp 500,” ucapnya.
Adi menyebut, setiap menjelang natal dan tahun baru, harga kebutuhan pokok selalu naik termasuk telur ayam. ”Ini sudah tradisi, setiap akhir tahun harganya pasti naik. Mungkin karena banyaknya permintaan dari masyarakat untuk merayakan moment tersebut. Sementara stoknya sedikit, harga jadi mahal,” tegas ia.
Lalu, senada dengan yang diungkapkan Heni Handayani (36), salah seorang konsumen. Ia mengeluh dengan adanya kenaikkan harga telur ayam di pasar. Heni mengaku kaget karena baru minggu lalu dirinya membeli telur dengan harga murah. “Tapi sekarang sudah naik lagi,” keluhnya.
Dia berharap pihak pemerintah bisa mengatasi harga-harga kebutuhan pokok masyarakat agar tidak merangkak naik meski jelang natal dan tahun baru. ”Saya mohon untuk bisa mengendalikan harga-harga sembako agar tidak terus naik sehingga masyarakat bisa menjangkaunya,” tandas Heni. (Sd)
Discussion about this post