Begini Kronologi Warga Kota Tasik yang Meninggal Saat Antri Bansos

Apapun itu, ini harus jadi perhatian pihak terkait (PT POS dan Dinsos), bahwa distribusi dengan jumlah yang banyak jangan hanya dilakukan di satu titik saja. 

Apr 16, 2022 - 19:31
Apr 16, 2022 - 19:31
Begini Kronologi Warga Kota Tasik yang Meninggal Saat Antri Bansos

KOTA TASIK, INILAHTASIK.COM | Peristiwa Nana (55) warga Kampung Peundeuy, Urug, Kawalu, Kota Tasikmalaya yang meregang nyawa diduga kecapean setelah seharian mengantri untuk menerima bantuan sosial yang tunai Rp 500 ribu, Jum'at 15 April kemarin, mendapat perhatian dari Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya.

Anggota Komisi IV DPRD Kota Tasik, Murjani, Sabtu 16 April 2022 menyampaikan bahwa pihaknya pasca mendapati kabar seorang warga yang meninggal diduga kelelahan setelah ikut antri untuk menerima bansos langsung mendatangi rumah korban.

"Tadi pagi saya sudah Takziah ke rumah duka, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Almarhum Bapak Nana, ketemu Ibunya, mertua dan ada juga beberapa saudara almarhum," ungkap Politisi Partai besutan Prabowo Subianto.

Murjani menyebut, terkait berita yang beredar di begitu banyak Grup WA mengaitkan dengan pencairan bantuan tunai 500 ribu, saya sampaikan hasil dari pertemuan dengan Ibu dan kakak Almarhum menyampaikan bahwa Almarhum diketahui memiliki riwayat penyakit.

Pada hari dimana beliau meninggal, Jumat 15 April, pak Nana pergi ke kelurahan untuk pencairan Bansos untuk RW 06 Peundeuy yang mendapat giliran jam 10.00 WIB. Namun dari jam 09.00 WIB, almarhum sudah berangkat ke kelurahan. Karena sudah banyak yang mengantri, kemudian almarhum pulang dulu ke rumah.

Setelah Jumatan, lanjut Murjani, beliau pergi ke Sukaraja untuk membeli jam, dan jalur yang dilalui kebetulan melintas kantor Kelurahan. Melihat masih banyak orang yang mengantri, almarhum langsung ke Sukaraja.

Kemudian, selesai dari Sukaraja, beliau langsung pulang ke rumah, selama perjalanan pak Nana diantar oleh kakaknya menggunakan sepeda motor.

"Pihak keluarga menceritakan, bahwa almarhum tidak mengantri bansos, hanya datang pagi karena penuh, lalu pulang lagi," tuturnya.

Murjani menegaskan, apapun itu, ini harus jadi perhatian pihak terkait (PT POS dan Dinsos), bahwa distribusi dengan jumlah yang banyak jangan hanya dilakukan di satu titik saja. 

"Untuk kelurahan yang jumlah penerimanya hampir 2.000 an orang, akan membuat antrian panjang dan berkerumun, bahkan tidak sedikit kelurahan yang melayani penyaluran bansos hingga jam 12 malam baru selesai," tambahnya.

Harus ada evaluasi terkait pola pendistribusiannya, bisa saja melibatkan RT/RW atau menambah personil PT Pos. Karena saya melihat saat pembagian personil yang bertugas sangat terbatas.

"Sebenarnya mudah, kita hitung, seperti contoh kita membagikan 2,000 orang, personil berapa orang ? perlu waktu berapa lama tiap satu orang ? sehingga sudah bisa kehitung rasionalnya perlu berapa hari atau berapa orang yang membagikannya. Dengan begitu tidak terjadi antrian panjang, dan tidak perlu sampai larut malam," Murjani menandaskan.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow