Sampah di Kota Tasik Kian Parah, Murjani; Think to Do Nya Nggak Jelas

KOTA TASIK, INILAHTASIK.COM | Persoalan sampah di Kota Tasikmalaya hingga kini masih jadi pekerjaan rumah yang tak kunjung terselesaikan. Potret tumpukan sampah menghiasi hampir disetiap sudut kota. Pemkot Tasikmalaya seolah dibikin tak berdaya menangani produksi sampah warganya yang kian hari jumlahnya terus meningkat.

Intervensi anggaran pun coba ditambah untuk memaksimalkan pelayanan pengelolaan sampah di Kota Tasik. Namun sebelum suplemen anggaran ditambah, Legislatif minta agar OPD teknis dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup untuk menyampaikan konsep yang jelas kaitan dengan penanganan sampah.

Hal itu seperti dikatakan, H Murjani SE MM, anggota Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tasikmalaya, saat ditemui disela kegiatan resesnya, Rabu 7 Desember 2022.

"Saya sudah ketemu dan diskusi langsung dengan pak Pj Wali Kota, bahwa persoalan sampah ini harus jadikan prioritas. Waktu rapat Banggar juga dibahas, kaitan dengan sampah ini apa yang dibutuhkan oleh Dinas LH tolong di persentasikan," terang Murjani.

Menurutnya, waktu itu belum muncul secara keseluruhan, akhirnya sampai hari ini belum terselesaikan. Dinas LH mestinya punya rencana detail sehingga persoalan sampah ini bisa segera terselesaikan.

"Untuk tahun 2023, ada penambahan satu unit armada pengangkut sampah, sama satu armada coba ngambil dari pusat. Nah untuk yang dari pusat belum jelas hasilnya seperti apa, karena belum ketarik," jelasnya. 

Murjani menyebut, hari ini masalah sampah bukan semakin baik, malah kian parah. Sehingga pihaknya terus menyoroti persoalan ini. Perlu duduk bersama supaya masalah sampah ini bisa terselesaikan.

"Yang perlu dicatat, jangan sampai kita terus menambah sarana prasarana, sementara masyarakat tidak teredukasi agar tidak membuang sampah sembarangan. Pun sebaliknya, edukasi kepada masyarakat sudah terbangun, sementara tempat untuk buang sampahnya belum siap," tegasnya. 

"Susah juga kalau begitu. Jadi harus maching semuanya," tambah Murjani.

"Waktu rapat Banggar kita minta Dinas LH untuk persentasi, berapa yang bisa kita akomodir. Mestinya kan muncul. Perlunya gini, kalau tidak dampaknya seperti ini. Harusnya kan ada penguatan itu. Kita minta rencana detailnya seperti apa, dan sampai anggaran di ketok tetap tidak ada. Think To Do nya itu tidak jelas," Murjani menandaskan.